~..Followers..~

Wednesday, March 9, 2011

tersentuh dengan kisah ini..aku harus SABAR..


Nabi Ayub as menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Sering orang menisbatkan kesabaran kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:

“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)

Yang dimaksud al-Aubah ialah kembali kepada Allah SWT. Nabi Ayub adalah seseorang yang selalu kembali kepada Allah SWT dengan zikir, syukur, dan sabar. Kesabarannya menyebabkan beliau memperoleh keselamatan dan rahasia pujian Allah SWT padanya.

Al-Qur’an al-Karim tidak menyebutkan bentuk dari penyakitnya, dan banyak cerita-cerita dongeng yang mengemukakan tentang penyakitnya. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit kulit yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatinya. Dalam cuplikan kitab Taurat disebutkan berkenaan dengan Nabi Ayub: “Maka keluarlah setan dari haribaan Tuhan dan kemudian Ayub terkena suatu luka yang sangat mengerikan dari ujung kakinya sampai kepalanya.” Tentu kita menolak semua ini sebagai suatu hakikat yang nyata. Kami pun tidak mentolerir jika itu dianggap sebagai perbuatan seni semata. Perhatikanlah ungkapan dalam Taurat: “Kemudian setan keluar dari haribaan Tuhan kita,” sebagai orang-orang Muslim, kita mengetahui bahwa setan telah keluar dari haribaan Tuhan sejak Allah SWT menciptakan Adam as. Maka, kapan setan kembali keharibaan Tuhan? Kita berada di hadapan ungkapan seni, tetapi kita tidak berada di hadapan suatu hakikat.

Lalu, bagaimana hakikat sakitnya Nabi Ayub dan bagaimana kisahnya? Yang populer tentang cobaan Nabi Ayub dan kesabarannya adalah riwayat berikut: para malaikat di bumi berbicara sesama mereka tentang manusia dan sejauh mana ibadah mereka. Salah seorang di antara mereka berkata: “Tidak ada di muka bumi ini seorang yang lebih baik daripada Nabi Ayub. Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah SWT dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya.” Setan mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub dalam rangka berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan cinta kepada Allah SWT sehingga setan tidak mungkin mendapatkan jalan untuk mengganggunya.

Ketika setan berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub, ia berkata kepada Allah SWT: “Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta.”

Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah SWT berkata kepada iblis: “Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan.”

Akhirnya, setan pergi dan mendatangi tanah Nabi Ayub dan berbagai tanaman dan kenikmatan yang dimilikinya. Kemudian setan itu menghancurkan semuanya. Keadaan Nabi Ayub pun berubah dari puncak kekayaan ke puncak kefakiran. Kemudian setan menunggu apa tindakan Nabi Ayub. Nabi Ayub berkata: “Oh musibah dari Allah SWT. Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini mengambilnya. Allah SWT telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada hari ini nikmat-nikmat itu. Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan ridha dengan keputusan Allah SWT. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudharat. Dia-lah yang ridha dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya.” Kemudian Nabi Ayub sujud dan Iblis tampak tercengang melihat pemandangan tersebut.

Lalu setan kembali kepada Allah SWT dan berkata: “Ya Allah, jika Ayub tidak menerima nikmat kecuali dengan mengatakan pujian, dan tidak mendapatkan musibah kecuali mendapatkan kesabaran maka hal itu sebagai bentuk usahanya karena ia mendapatkan anak. Ia mengharapkan dengan melalui mereka kekayaannya meningkat dan melalui mereka ia dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah.” Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT membolehkan bagi setan untuk berbuat apa saja kepada anak-anak Ayub. Kemudian setan menggoncangkan rumah yang di situ anak-anaknya tinggal sehingga mereka semua terbunuh. Dalam keadaan demikian, Nabi Ayub berdialog kepada Tuhannya dan menyeru: “Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan ridha, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudharat. Kemudian Ayub pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu.”

Iblis kembali menemui Allah SWT dan mengatakan bahwa Ayub dapat bersabar karena badannya sehat. Seandainya Engkau memberi kekuasaan kepadaku, ya Rabbi, untuk mengganggu badannya niscaya dia akan berhenti dari kesabarannya. Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT menginzinkan setan untuk mengganggu tubuh Ayub. Dikatakan bahwa setan memukul tubuh Nabi Ayub dari kepalanya sampai kakinya sehingga Nabi Ayub sakit kulit di mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabat-sahabatnya meninggalkannya kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT. Beliau memuji-Nya pada hari-hari kesehatannya dan ia tetap memuji Allah SWT saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT.

Melihat pemandangan itu, amarah setan semakin meningkat namun ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Di sini setan mengumpulkan para penasihatnya dari pakar-pakar dan ia menceritakan tentang kisah Ayub dan meminta mereka mengeluarkan pendapat—setelah ia menyampaikan rasa putus asanya saat menggodanya atau mencoba menghilangkan sifat sabarnya dan syukurnya.

Salah seorang setan berkata: “Sungguh engkau telah mengeluarkan Adam bapak manusia dari surga, lalu darimana engkau mendatanginya? Oh, yang engkau maksud adalah Hawa?” Terbukalah di hadapan Iblis suatu ide yang baru. Lalu ia pergi ke istri Ayub dan memenuhi hatinya dengan rasa putus asa sehingga ia pergi ke Ayub dan berkata padanya: “Sampai kapan Allah SWT menyiksamu? Di mana harta, keluarga, teman dan kaum kerabat? Di mana masa jayamu dan kemuliaanmu dahulu?”

Mendengar perkataan isterinya itu, Nabi Ayub menjawab: “Sungguh engkau telah dikuasai oleh setan. Mengapa engkau menangisi kemuliaan yang telah berlalu dan anak yang telah mati?” Perempuan itu berkata: “Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan cobaan darimu dan menyembuhkanmu serta menghilangkan kesedihannmu?” Nabi Ayub berkata: “Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?” Istrinya menjawab: “Delapan tahun.” Ayub berkata: “Berapa lama kita mendapat penderitaan?” Istrinya menjawab: “Tujuh tahun.” Ayub berkata: “Aku malu jika aku meminta agar Allah SWT melepaskan penderitaanku ketika aku melihat masa kebahagiaanku. Sungguh imanmu tampak melemah dan keputusan Allah SWT membuat hatimu menjadi sempit. Seandainya aku sembuh dan kembali kepada kekuatanku, niscaya aku akan memukulmu dengan seratus kali pukulan dari tongkat. Sejak hari ini, aku tidak memakan dari makananmu dan dari minumanmu atau memerintahkanmu untuk melakukan suatu urusan. Maka pergilah kau dariku.”

Akhirnya, isteri Nabi Ayub pergi sehingga Nabi Ayub tinggal sendirian dalam keadaan sabar menanggung penderitaanya. Penderitaan yang seandainya ditimpakan kepada gunung niscaya gunung tidak akan mampu menahannya. Kemudian Nabi Ayub berdoa kepada Allah SWT dalam keadaan penuh kasih sayang dan meminta belas kasih kepada-Nya. Beliau berdoa agar Allah SWT menyembuhkannya. Dan akhirnya, doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Demikianlah riwayat yang populer berkenaan dengan penderitaan Nabi Ayub dan kesabarannya.

Menurut hemat kami riwayat ini palsu karena ia sesuai dengan teks Taurat yang menjelaskan sakitnya Nabi Ayub. Begitu juga kami tidak menerima jika dikatakan bahwa penyakitnya sangat buruk sekali yang menyebabkan masyarakat lari darinya sebagaimana dikatakan oleh dongeng-dongeng kuno. Bagi kami, riwayat semacam itu bertentangan dengan kedudukan kenabian. Yang perlu kita perhatikan dan perlu kita pastikan adalah apa-apa yang telah disampaikan oleh Al-Qur’an berkenaan dengan cerita Nabi Ayub. Al-Qur’an adalah kitab satu-satunya yang pasti benar yang tiada kebatilan di depan dan di belakangnya.

Allah SWT berfirman:

“Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: (‘Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.’ Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang ada padanya dan Kami kembalihan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS. al-Anbiya’: 83-84)

Kita telah memahami bahwa Nabi Ayub adalah hamba yang saleh dari hamba-hamba Allah SWT. Allah SWT menginginkan untuk mengujinya dalam hartanya, keluarganya, dan badannya. Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang paling kaya. Kemudian ia ditinggalkan oleh istrinya dan keluarganya sehingga ia merasakan arti kesunyian dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita karenanya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur kepada Allah SWT.

Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau menghabiskan waktu-waktu dan hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama penyakitnya, rasa sedihnya, dan kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub merasakan segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan dalam hidupnya, yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cobaan seperti itu, pada suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran setan. Pikiran itu berputar-putar di relung hatinya; pikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub penyakit ini dan penderitaan yang engkau rasakan oleh karena godaaan dariku. Seandainya engkau berhenti sabar dalam satu hari saja niscaya penyakitmu akan hilang darimu. Kemudian manusia-manusia berbisik-bisik dan berkata: Seandainya Allah SWT mencintainya niscaya ia tidak akan merasakan penderitaan yang begitu hebat. Demikianlah pemikiran yang jahat itu. Setan tidak mampu untuk mengganggu seseorang kecuali dengan izin Allah SWT sebagaimana Allah SWT tidak menjadikan cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesehatan mereka. Sesungguhnya Allah SWT menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya.

Pikiran setan itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub seperti berputarnya lalat di musim panas di sekitar kepala manusia, namun beliau mampu menghilangkan pikiran ini dan sambil tersenyum kepada dirinya beliau berkata: “Keluarlah hai setan! Sungguh aku tidak akan berhenti bersabar, bersyukur, dan beribadah.” Akhirnya, pikiran jahat itu dengan rasa putus asa keluar dari akal Nabi Ayub. Nabi Ayub duduk dalam keadaaan marah karena setan berani untuk mengganggunya. Beliau membayangkan bahwa boleh jadi setan berani menggodanya dengan memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya, dan penyakitnya.

Istri Nabi Ayub datang dalam keadaan terlambat dan mendapati Nabi Ayub dalam keadaan marah. Istrinya itu menutupi kepalanya dengan suatu kain tertutup. Istri Nabi Ayub menghadirkan atau menghidangkan makanan yang baik untuknya. Nabi Ayub bertanya padanya: “Dari mana engkau mendapati uang?” Nabi Ayub telah bersumpah akan memukulnya seratus kali pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh sangat luas seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub keluar menuju ke gunung dan berdoa kepada Tuhannya.

Allah SWT berfirman:

“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ‘Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.’ (Allah berfirman): ‘Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayuh) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (hepada Tuhannya).” (QS. Shad: 41-44)

Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.”? Nabi Ayub ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian setan padanya di mana setan membayangkan bahwa ia dapat mengganggunya. Nabi Ayub tidak percaya bahwa sakit yang dideritanya adalah datang karena pengaruh setan.

Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman para nabi dan kesempumaan mereka. Allah SWT memerintahkan beliau untuk mandi di salah satu mata air di gunung. Allah SWT memerintahkannya agar beliau minum dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub melaksanakan perintah ini dan mandi serta minum. Belum lama beliau minum pada tegukan yang terakhir sehingga beliau merasakan sehat dan sembuh total dari penyakitnya. Kemudian suhu panas dalam tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah SWT memberikan kepada Ayub dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya sehingga Nabi Ayub tidak kembali sendirian. Allah SWT memberinya berlipat-lipat kekayaan dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub tidak menjadi fakir.

Nabi Ayub kembali mendapatkan kesehatannya setelah lama merasakan penderitaan dan sakit; Nabi Ayub bersyukur kepada Allah SWT. Beliau telah bersumpah untuk memukul istrinya sebanyak seratus pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh maka Allah SWT mengetahui bahwa beliau tidak bermaksud untuk memukul istrinya. Namun agar beliau tidak sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah SWT memerintahkannya agar segera mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan hendaklah beliau memukulkan itu kepada istrinya dengan sekali pukulan. Dengan demikian, beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah SWT membalas kesabaran Ayub dan memujinya dalam Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)

Monday, August 30, 2010

Menghidupkan 10 Malam Terakhir Ramadhan


Menghidupkan malam Qadr mempunyai fadilat yang amat banyak kerana Allah SWT menjadikan malam itu lebih baik dari seribu bulan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahawa Ar-Rasul SAW telah bersabda:

Sesiapa yang berpuasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan akan diampunkan dosanya yang telah lalu dan dosanya yang akan datang, sesiapa yang menghidupkan qiyamullail dengan penuh keimanan dan keikhlasan akan diampunkan dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

Dosa itu merangkumi sama ada dosa kecil ataupun dosa besar. Tetapi pendapat yang terkenal mengenai hadith ini menunjukkan kepada dosa kecil sahaja yang akan diampunkan. Dosa besar tidak akan diampunkan kecuali dengan taubat nasuha serta memenuhi syaratnya iaitu menyesal di atas perbuatan itu, berazam tidak tidak akan mengulangi untuk melakukan dosa dan memulangkan hak sesiapa yang diambil. Imam Nawawi berkata: Telah maklum bahawa pengampunan dosa hanyalah untuk dosa-dosa kecil sahaja.

Qiamullail
Menghidupkan malam Qadr boleh dilakukan dengan mendirikan solat terawikh, membaca Al-Quran, bertahajjud, berzikir dan berdoa.

Solat adalah merupakan bekal. Bila dilakukan di keheningan malam, maka ia semakin memperkaya bekal. Bangun pada waktu malam merupakan mujahadah untuk memperkuat tekad dan kehendak, mengalahkan syaithan, dan melatih jiwa untuk tunduk kepada Allah. Zikir kepada Allah dan membaca tasbih pada waktu malam merupakan santapan ruhani dan bekal bagi ruh serta hati.

Setiap kita pernah melakukan dosa dan tidak sempurna dalam melakukan kewajipan. Kerananya sangat tepat bila kita mengetuk pintu Allah pada waktu sahur untuk meminta keampunan dan rahmatnya. Sebab waktu itu adalah merupakan saat terkabulnya doa. Doa pada waktu malam yang paling menyenangkan dan paling afdal; di tengah malam yang hening seorang hamba merendahkan diri untuk meminta kepada Tuhannya, agar memperkenan permintaannya.

Abu Umamah ra. telah berkata bahawa seseorang bertanya telah bertanya; "Wahai Rasulullah, do'a apakah yang paling didengar oleh Allah? Rasulullah menjawab: Doa di malam yang terakhir dan di setiap solat wajib." [HR Muslim]

Doa pada waktu sujud itu amat penting, kerana waktu sujud adalah detik seseorang dekat dengan Tuhannya. Oleh itu, sangat tepat bila seorang Muslim bersungguh-sungguh berdoa saat itu. Dari Abu Hurairah ra., bahawasanya Ar-Rasul saw. bersabda: Sedekat-dekat hamba tuhan pada tuhannya adalah saat ia bersujud, kerana itu perbanyakanlah berdo'a (waktu sujud.) [HR Muslim, Abu Dawud dan An-Nasa'i]

Dari Abu Hurairah ra. bahawasanya Ar-Rasul saw. bersabda: Ketika malam sudah sampai sepertiganya yang terakhir, Allah turun ke langit dunia lalu berkata: Siapa yang berdoa kepadaku akan Aku perkenankan, dan siapa yang memohon ampun-Ku, akan Aku ampuni. [HR Bukhari dan Muslim]

Apakah patut kita menunda-nunda dan bermalas-malasan setelah janji yang menggiurkan seperti itu? Andai kata diumumkan kepada manusia: sesiapa yang datang pada malam tertentu, akan mendapat harta, daging segar, atau kekayaan dunia lainnya, tentu mereka akan segera datang dan berebut-rebut.

Rumah yang selalu dihidupkan dengan qiyamullail adalah rumah yang selalu dikunjungi malaikat, diliputi rahmat, dan dipenuhi kebahagiaan yang hakiki.

Hal yang dapat membantu kita untuk melakukan qiamullail ialah:

* Keikhlasan niat,
* Memperkuat tekad,
* Memperbaharui taubat,
* Menghindari maksiat pada siang harinya,
* Segera tidur,
* Melakukan tidur siang hari, dan
* Memohon bantuan dari Allah SWT.

Malam itu tidak ditetapkan dan ditentukan masanya, bahkan cuma diberitahu secara umum pada sepuluh malam yang terakhir yang terdiri dari malam-malam ganjil bulan Ramadan.

Ubadah bin al-Samit berkata bahawa pada suatu malam ar-Rasul saw. keluar untuk memberitahu kami mengenai malam Qadr. Tiba-tiba dua orang Islam sedang bertelagah. Lalu baginda bersabda, maksudnya:

Saya keluar untuk memberitahu kamu mengenai qiyamullail. Tiba-tiba sipolan dan sipolan telah bertelagah, lalu diangkat malam itu. Boleh jadi ianya lebih baik bagi kamu. Oleh itu carilah ia pada malam ke sembilan, ketujuh ataupun kelima.

Sebenarnya lailatul Qadr bukanlah diangkat disebabkan pertelagahan itu, tetapi yang diangkat itu ialah mengetahui dengan tepat, bila berlakunya malam Qadr. Ini dibuktikan melalui sabda baginda: Carilah ia.

Diikuti selepas itu dengan suatu peringatan bahawa pengangkatan ketentuan malam berkenaan itu adalah lebih baik melalui sabdanya: "Boleh jadi ianya lebih baik bagi kamu."

Ungkapan ini menjelaskan bahawa tidak memberi ketetapan malam tersebut adalah galakan untuk menghidupkan seluruh malam pada bulan itu ataupun sepuluh malam yang terakhir.

Malam... tanda-tanda dan waktunya
Allah swt. menetapkan bahawa waktu sebenar berlakunya malam Qadr tidak diberitahu secara jelas supaya manusia tidak bersikap malas. Sebaliknya Allah swt. menyembunyikan waktu terjadinya malam berkenaan supaya orang-orang Islam terus menghidupkan sebanyak masa yang mungkin sama ada pada waktu siang ataupun malam agar berterusan melakukan ibadat. Hal yang demikian juga berlaku di dalam banyak perkara. Allah SWT menyembunyikan saat kematian dan waktu sampainya ajal supaya takut pada Allah berterusan dan seorang Muslim juga mentaati Tuhannya tanpa henti.

Ibnu umar ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah saw. bersabda:
Carilah ia (malam Qadr) pada 10 malam terakhir. Sekiranya seseorang daripada kamu merasa lemah atau letih, maka janganlah lagi dia ditewaskan pada tujuh malam terakhir.

Malam Qadr mempunyai banyak tanda dan alamat. Di antara tanda-tandanya ialah matahari terbit dengan sifat yang ia tidak mempunyai sinaran yang terik. Malamnya nyaman, tidak panas dan tidak pula sejuk, waktu pagi matahari terbit dalam warna kemerah-merahan.

Perkara utama yang sepatunya diingati ialah bahawa Malam Qadr adalah suatu malam yang penuh kelebihan dan kemuliaan. Setiap daripada kita perlu mengambil kesempatan untuk melakukan ibadat dan jangan sekali-kali menahan dirinya daripada menadah tangan untuk berdo'a. Dengan menyebut:
اللهم إنك عفو تحب العفوفاعف عني

"Maksudnya: Ya allah! Engkaulah yang Maha Pemaaf dan Engkau suka memaafkan, maka maafkanlah diriku."

Imam Al-Sawi menyebut dalam kitab tafsirnya: Sebaik-baik doa yang dipinta pada malam itu ialah keampunan dan kesihatan.

Akhir kata, sama-samalah kita memohon kepada Allah agar memberi manfaat kepada kita dengan nilai-nilai kebaikan Ramadan serta bekal yang ada di dalamnya. Semoga Allah menjadikannya bermanfaat untuk kita.

[Daripada tulisan Abu Salman Said]

Thursday, March 18, 2010

Zaid Bin Tsabit

Di usia 13 tahun, Zaid Bin Tsabit datang menemui Rasulullah Muhammad SAW. Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi tinggi badannya. Tanpa rasa takut dan dengan penuh percaya diri pemuda kecil itu memohon kepada rasulullah agar diizinkan ikut berperang. “Saya bersedia syahid untuk anda wahai rasulullah. Izinkan saya pergi berjihad bersama anda untuk memerangi musuh-musuh Allah, dibawah panji-panji anda,” ucapnya dengan tegas. Rasulullah terpegun mendengar permintaan itu. Dengan penuh rasa haru, gembira dan takjub ia menepuk-nepuk bahu Zaid. Sayangnya, rasulullah tidak bisa memenuhi permintaan itu. Zaid masih terlalu muda untuk ikut berperang.

Zaid pulang dengan rasa kecewa. Ia sedih kerana tak diizinkan ikut berperang. Tapi kecintaannya yang tinggi terhadap islam tidak pupus. Dengan kecerdasannya, ia memikirkan hal lain yang mungkin dilakukan tanpa terhalang usia. Dibantu oleh sang ibu, Nuwar Binti Malik, ia mengajukan permohonan baru untuk ikut berjuang dijalan Allah. Sang ibu pergi menghadap rasulullah, menyampaikan kelebihan Zaid yang hafal tujuh belas surah dengan bacaan yang baik dan benar, serta mampu membaca dan menulis dengan bahasa arab dengan tulisan yang indah dan bacaan yang lancar. Lalu Rasulullah meminta Zaid mempraktikkan apa yang dikatakan ibunya. Rasulullah kagum, ternyata kemampuan Zaid lebih bagus dari yang disampaikan ibunya. Rasulullah meminta Zaid belajar bahasa Ibrani, bahasa orang Yahudi agar mereka tidak mudah menipu rasulullah.

Sebentar saja Zaid mampu menguasai bahasa itu. Setiap kali rasulullah mendapat surat atau akan membalas surat kepada orang Yahudi, maka beliau meminta Zaid melakukannya. Lalu rasulullah juga meminta Zaid belajar bahasa Suryani, ternyata Zaid mampu melakukan. Di usia yang masih muda, Zaid sudah menjadi orang kepercayaan rasulullah untuk menjadi sekretaris pribadi beliau. Tidak hanya itu. Karena kemampuannya membaca dan menghapal Al Qur’an, rasulullah juga mempercayakan Zaid untuk selalu menuliskan wahyu yang turun kepada rasulullah. Setiap kali wahyu turun, rasulullah memanggil Zaid, mendiktekan, dan meminta Zaid menulisnya.

Karena kedekatannya dengan Al Qur’an, setelah rasulullah wafat, Zaid menjadi rujukan utama bila ada yang ingin bertanya tentang Al Qur’an. Di masa Abu Bakar Siddiq menjadi khalifah, Zaid menjadi ketua kelompok yang bertugas menghimpun Al Qur’an. Dan dimasa pemerintahan Ustman Bin Affan, ia menjadi ketua penyusun mushaf Al Qur’an. Kerana kedalaman pengetahuannya akan Al Qur’an, ia diangkat menjadi penasihat umat islam dimasanya. Ia menjadi tempat bertanya bila ada masalah yang terkait dengan hukum islam. Terutama masalah warisan, dimasa itu hanya Zaid yang mahir membagi warisan sesuai aturan islam. Karena kemampuan itu, saat Umar Bin Khatab menjadi khalifah, Umar pernah berfatwa, “Hai manusia, siapa yang ingin bertanya tentang Al Qur’an, datanglah kepada Zaid Bin Tsabit….,”

Meski sudah menjadi ulama besar, namun Zaid tetap zuhud dan tawadhu'. Suatu hari saat ia sedang mengendarai seekor haiwan, ia kesulitan mengendalikan haiwan itu. Saat itu Ibnu Abbas melintas didepannya. Ia membantu Zaid mengendalikan hewannya. Lalu Zaid berkata, “Biarkan saja haiwan itu wahai anak paman rasulullah,” katanya. Ibnu Abbas menjawab, “Beginilah kami diperintahkan oleh rasulullah menghormati ulama kami.” Lalu Zaid menjawab, “kalau begitu berikan tanganmu padaku.” Ibnu Abbas memberikan tangannya, Zaid menciumnya dan berkata, “Begitulah caranya kami diperintahkan Rasulullah SAW untuk menghorrnati keluarga nabi kami.”

Kebesaran nama Zaid Bin Tsabit dan kedalaman ilmu yang dimilikinya menjadi sebuah kehilangan besar ketika tiba waktunya ia pergi menghadap Illahi Robbi. Kaum muslimin bersedih kerana mereka kehilangan seseorang yang dihatinya bersarang ilmu Al Qur’an. Bahkan Abu Hurairah mengungkapkannya sebagai kepergian Samudera Ilmu. Begitulah Zaid Bin Tsabit dengan keluasan ilmu Al Qur’an yang ia miliki. Semoga Allah merahmati dan memberi beliau tempat yang layak disisi-NYA. Amin.

Thursday, March 11, 2010

..al-fatihah buat Syeikh Mohamed Sayed Tantawi..


Syeikh Al-Azhar, Syeikh Mohamed Sayed Tantawi meninggal dunia semasa melakukan lawatan ke Arab Saudi hari ini.

Tantawi, 82, meninggal dunia di Riyadh - ibu negara Arab Saudi - selepas mengalami serangan sakit jantung, lapor agensi berita Al-Jazeera.

Tantawi banyak memberi sumbangan kepada dunia intelektual Islam dengan menghasilkan buku-buku agama, termasuk 15 jilid kitab tafsir al-Quran.

Tantawi dilahirkan pada tahun 1928. Beliau dilantik menjadi Sheikh Al-Azhar sejak 1996 di Universiti Al-Azhar - pusat pengajian sunah yang tersohor di dunia Islam. Kematian ulama yang disegani itu sudah pasti meninggalkan kesan yang cukup mendalam kepada masyarakat Islam dan antarabangsa. Sementara itu, agensi berita AFP melaporkan, anaknya, Amr Tantawi, berkata kematian bapanya merupakan satu kejutan yang tidak dapat digambarkan.

"Ahli keluarga allahyarham sudah membuat keputusan, Allah sudah memilihnya meninggal dunia di tanah Saudi, maka beliau akan dikebumikan di tanah perkuburan Al-Baqie, di Madinah, tanah suci kedua umat Islam," katanya.

Sumber : ( Malaysiakini edisi Rabu)

Friday, September 11, 2009

Dari mana hendak ke mana..??

Sedar tak sedar kini Ramadhan sudah hampir ke penghujungnya..Adakah pelayaran kita di lautan dunia selama ini telah sempurna..?? dan bagaimana pula dengan bekalan untuk kita bawa untuk perjalanan seterusnya..?? Kalau dihitung, perjalanan hidup kita di dunia ini amatlah singkat. Sebelum ini kita semua telah melalui 2 alam iaitu alam roh dan alam rahim. Sedarlah, kita semua sedang mengembara, bermulanya perjalanan kita adalah asalnya dari alam roh.

Firman Allah kepada Nabi s.a.w.:
"Jika mereka bertanya kamu tentang roh, katakanlah perkara roh adalah urusan Tuhanku".

Setelah itu, kita semua singgah ke alam yang gelap gelita, sempit, dan alam yang singkat dimana disebut alam rahim.


Seterusnya berpindahlah kita ke alam yang sekarang ini kita semua sedang lalui dimana alam yang luas, dimana kita semua perlu bekerja, berusaha untuk menyediakan bekalan untuk menuju ke alam yang seterusnya.

Firman Allah :
"Berbekallah sebanyak-banyaknya, dan sebaik-baik bekalan adalah bekalan takwa..".

Sediakan amal ibadat dan kumpulkan sebanyak2nya untuk dibawa ke alam seterusnya..



Firman Allah lagi :" jangan pentingkan dunia semata-mata.."

Di sini telah menunjukkan bahawa kita semua di dunia ini mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap diri kita sendiri terutamanya di mana kita hendaklah memastikan segala amalan yang kita lakuakan adalah seimbang.. Amalan di mana untuk dunia dan amalan untuk akhirat.. Tapi ingatlah, kita tak diberitahu oleh pencipta kita bahawa bila kita akan berpindah ke alam seterusnya iaitu alam barzakh. Betapa pedihnya azab mati..seberat-berat azab dunia adalah seringan-ringan azab mati..ya Allah, betapa sakitnya..

Sabda Nabi s.a.w. :
"Barang sesiapa yg memerlukan kekasih, cukuplah Allah sebagai kekasihnya, barang sesiapa yang memerlukan sesuatu perkara untuk bermesra dengannya, cukuplah baginya al-Quran sebagai penghibur, dan barang sesiapa yang memerlukan perkara yang boleh menyedarkannya dari kelalaian, maka matilah sahaja yg boleh menyedarkannya. Barang sesiapa yang tidak mahu ketiga-tiga tersebut maka nerakalah jawapannya..".

Berikut satu kisah nabi Musa :
Pernah diriwayatkan satu ketika di mana nabi Musa ingin memastikan bagaimana sakitnya mati, nabi Musa telah pergi ke satu perkuburan dan bermunajat supaya Allah hidupkan orang yang telah mati agar nabi Musa dapat bertanya sendiri kepada orang yang telah mati bagaimana peritnya mati.., inilah di antara mukjizat nabi Musa dimana boleh meminta dengan Allah agar dihidupkan orang yang dah mati..sedang nabi Musa duduk di atas kubur dan meminta agar dihidupkan manusia yang telah mati, tiba-tiba kubur bergoyang dan terbelah dua, maka bangunlah seorang manusia, muncullah manusia yang ada tanda yang menunjukkan manusia itu seorang yang beriman tapi pada badannya ada kesan lebam-lebam. Nabi Musa bertanya kepada manusia tersebut bagaimana sakitnya azab ketika mati, manusia itu menjawab bahawa azab mati masih terasa padanya walaupun dah 90 tahun mati..ya Allah, tak dapat dibayangkan bagaimana peritnya azab mati..

Nabi s.a.w ada menyebut bahawa orang yang nak mati ade 2 jenis, yang pertama orang yang Allah sayang dan yang kedua orang yang Allah tak sayang.. Orang yang Allah sayang adalah orang yang telah menjalankan segala perintahnya dan meninggalkan segala larangannya manakala orang yang Allah tak sayang adalah orang yang melanggar segala perintah Allah semasa hidup di dunia.. Maka orang yang Allah sayang disuruh oleh Allah kpd malaikat maut agar mencabut nyawa orang itu dengan baik dan orang yang Allah tak sayang sebaliknya..

Dalam alam barzakh, segala amalan kita akan dihitung..adakah cukup amalan yang kita bekalkan semasa belayar di lautan dunia.. Di sinilah kita akan ditanya oleh mungkar dan nakir,

Sabda nabi s.a.w :
"Jika kamu dapat jawab semua soalan mungkar dan nakir, maka tidurlah kamu seperti tidurnya pengantin di mana tidur yang tenang sehingga hari kebangkitan. tapi jika kamu tidak boleh jawab, maka terseksalah kamu sehingga hari kebangkitan."

Alam seterusnya ialah alam mahsyar atau juga dikenali sebagai alam atau tempat di mana kita semua akan dihimpunkan.. Di sini tiada 2, 3 atau 4, yang ada hanyalah 1 mahkamah dan 1 hakim..

Sabda nabi s.a.w :
"Ada 7 jenis atau kumpulan manusia yang akan diletakkan di bawah bayang-bayang atau yang akan selamat di sini :
1. pemimpin yang adil.
2. anak muda atau remaja yang diasuh (baik).
3. orang yang terpikat dengan masjid.
4. 2 orang yang berkasih sayang kerana Allah.
5. bila ingat Allah, dia akan menangis memikirkan dosa dan pahala.
6. derma tanpa pengetahuan orang.
7. seorang lelaki apabila diajak perempuan buat maksiat, dia jawab "maaf saya takut
Allah..", begitu juga sebaliknya..

Di sini, sebelum berbicara di mahkamah Allah, manusia dipecahkan kepada 3 kumpulan :
kumpulan 1 : golongan yang dibawa ke neraka tanpa dihisab dahulu..
kumpulan 2 : golongan yang bertakwa kepada Allah..dan dibawa terus ke syurga tanpa
dihisab dahulu..
kumpulan 3 : golongan yang akan dihisab oleh Allah s.w.t..golongan ini dibahagikan
kepada 3 :
* dosa tak banyak - golongan ini pada mulanya Allah suruh malaikat
bawa terus ke neraka..di sini lah umat nabi s.a.w. mendapat syafaat,
dan maka mereka akan selamat dan dimasukkan ke syurga.
* dosa banyak - Allah suruh malaikat bawa golongan ini terus ke neraka
selama 7 hari. Dan ingatlah, 7 hari di neraka amatlah lama di mana 1
hari di neraka bersamaan seratus 1000 tahun di dunia..
* dosa dan pahala sama banyak - golongan ini tidak akan dibawa ke
neraka mahupun syurga.(dalam surah al-a'raf ayat 46-48 ada
menceritakan tentang golongan ini)..

Di manakah posisi kita semua sekarang..?? ke manakah destinasi kita selepas ini..?? sama-salah kita semua renungkan..saya menyeru agar kita semua dapat hargai setiap saki baki detik dan waktu yang masih tinggal di bulan yang mulia ini..



jom topup bekalan kita..!! Bekalan yang terbaik di antara yang baik..!! insyaAllah..

Saturday, June 13, 2009

Penyesalan ketika menemui malaikat maut


Selimut Putih


Bila Izrail datang memanggil

Jasad terbujur di pembaringan


Seluruh tubuh akan menggigil

Terbujur badan dan kedinginan


Tak ada lagi gunanya harta

Kawan karib sanak saudara


Jikalau ada amal di dunia

Itulah hanya pembela diri


Janganlah mahu dikenang-kenang

Engkau digelar manusia agung


Sedarlah diri tahu diuntung

Sebelum masa keranda diusung


Datang masanya insaflah diri

Selimut putih pembalut badan


Tinggal semua yang dikasihi

Berbaktilah hidup sepanjang zaman


Firman Allah SWT yang bermaksud:

“ Dari tanah itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (Taha:55)

Berkata Wahab bin Munabbih: “Ada seorang raja ingin berpergian dengan menaiki kenderaan. Maka ia suruh ambilkan baju untuk dipakainya, bila dibawakan ia tidak berkenan. Ia minta baju yang lain namun ia masih tidak berkenan juga. Akhirnya ia memakai baju yang dipilihnya sendiri setelah berkali-kali dipilihkan baju untuknya.

Begitu pula ia meminta dibawakan haiwan untuk kenderaannya. Maka didatangkan seekor haiwan untuk tunggangannya, tetapi ia tidak berkenan hingga didatangkan beberapa ekor haiwan, akhirnya ia menunggang yang terbaik di antaranya.

Kemudian datanglah iblis kepadanya meniupkan hidungnya dan mengisinya dengan kesombongan. Ia pun berangkat diiringi oleh pasukan berkudanya, sementara itu ia tidak memandang kepada orang lain kerana sombongnya.

Kemudian datang seorang lelaki buruk rupanya, lalu memberi salam. Namun raja itu tidak membalas salamnya. Orang itu memegang kendalinya.

Raja berkata: “Lepaskan kendali itu. Engkau telah melakukan kesalahan yang besar terhadapku.”

Orang itu berkata: “ Aku ada perlu denganmu.”
Raja berkata: “ Sabarlah hingga aku turun.”
Orang itu berkata: “ Tidak, sekarang juga.” Ia tetap memegang kendali kenderaannya.

Kemudian raja itu berkata kepadanya: “Sebutkan keperluanmu.”
Orang itu berkata: “Ini rahsia.” Kemudian raja mendekatkan kepalanya, lalu orang itu berbisik kepadanya seraya berkata: “Aku adalah malaikat maut.”

Maka berubahlah wajah raja dan gementar lidahnya.
Kemudian raja berkata: “Biarkan aku hingga aku kembali ke rumahku untuk memenuhi keperluanku serta nerjumpa dengan keluargaku.”

Malaikat maut berkata: “Demi Allah, engkau tidak akan menemui keluargamu lagi dan tidak ada kerajaaanmu sama sekali.”

Kemudian nyawanya dicabut dan ia pun roboh seperti kayu tumbang.


Kemudian malaikat maut berjumpa seorang yang salih dalam keadaan itu, lalu memberi salam kepadanya.

Maka malaikat itu berkata: “Aku ada perlu denganmu.”
Orang itu berkata: “Nyatakanlah apa keperluanmu.”
Kemudian ia membisikkan: “Aku malaikat, Marhaban ahlan wasahlan.” Sudah lama tidak menemuiku. Demi Allah, tidak seorang pun yang lebih aku senangi di bumi ini untuk berjumpa dengannya selain daripadamu.”


Kemudian malaikat maut berkata kepadanya: “Laksanakanlah apa-apa keperluanmu yang masih belum diselesaikan.”

Orang itu menjawab: “Aku tidak ada apa-apa keperluan yang lebih besar dan lebih aku sukai daripada segera berjumpa dengan Allah.”

Malaikat maut berkata: “Pilihlah dalam keadaan apa yang engkau sukai supaya aku mencabut nyawamu.”

Orang itu berkata: “ Engkau dapat lakukannya?”
Malaikat maut menjawab: “Ya begitulah.”
Orang itu berkata: “Biarkan aku hingga aku berwuduk dan melakukan solat, lalu cabutlah nyawaku ketika aku sedang sujud.”

Berkata Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani: “Seorang lelaki dari Bani Israil mengumpulkan harta. Ketika menjelang hari kematiannya, ia berkata kepada anak-anaknya: “Tunjukkanlah kepadaku berbagai macam hartaku. Maka didatang banyak kuda, unta dan hamba sahayanya.

Ketika memandang kepadanya, ia menangis kerana menyesalinya.
Malaikat maut melihatnya sedang menangis. Maka ia berkata: “Mengapa anda menangis? Demi Tuhan yang mengurniakannya, aku tidak akan keluar dari rumahmu hingga aku pisahkan antara ruh dan badanmu.”

Orang itu berkata: “Sebentar ya, biar aku memisahkannya.”
Malaikat maut berkata: “ Mustahil! Tidak ada penangguhan. Tidakkah engkau lakukan itu sebelum dating ajalmu?” Maka malaikat itu pun mencabut nyawanya.

Dipetik dari buku berjudul ‘PEDOMAN ORANG MUKMIN’ oleh Imam Ghazali.